Sulut

Soal MIS Baitul Makmur, Syahrial: Halil Seperti Menghayal di Siang Bolong

KOTAMOBAGU, TAGAR-NEWS.COM – Soal siapa yang berhak mengelola sekolah Madrasah Ibtidayah Swasta (MIS) Baitul Makmur Kotamobagu hingga saat ini masih terus menjadi perseteruan.

Bagaimana tidak, Sekolah MIS yang berdiri pada tahun 1998 beralamatkan di jalan Ahmad Yani kotamobagu, oleh yayasan Ibnu Sabil diklaim sebagai pihak yang berhak mengelola sekolah tersebut.

Belum lagi pernyataan yang disampaikan mantan Kepala Kantor kementrian agama (Kemenag) Sulut Drs. Hi. Halil Domu, M.si, terkait beberapa point yang ia sampaikan disalah satu media online.

Dikutip dari media online Totabuan. News, yang sampaikan Halil Domu diantaranya ada sekitar 42 siswa yang berasal dari SDL dipindahkan ke MI Baitul Makmur, karena saat itu sekolah belum memiliki siswa

Namun hal itu dibantah Dewan Pembina Yayasan Baitul Makmur kotamobagu, Drs Syahrial Damopolii. “Itu tidak benar, tidak ada itu bahwa 42 murid dari SDL yang dipindahkan ke MI baitul makmur pada awal berdirinya itu tidak benar,” tegasnya membantah.

Syahrial mengatakan, Murid yang ada waktu itu adalah murid-murid umum yang mendaftar saat diumumkan di Radio Al munawar, tentang penerimaan murid baru dan yang mendaftar 24 orang dan di buat dua kelas. Yakni, Kelas 1 a dan kelas 1 b, wali kelas 1 a

Yang mana pada saat itu, guru-gurunya pada saat itu adalah Siti Zuhaera Raupu yang mengajar di kelas 1A dan kelas 1B Hatna H Mamonto Sag, dan guru bidang studi saat itu Idrus Sante.

“Jadi, Guru pertama itu Hatna, Idrus Sante, Sitti Zuhaera, bukan Tarwiya Nurawan dan Darsun Tunggali (kepmad) yang ditunjuk oleh Halil Domu,” tegas Om Yal, saat dikonfirmasi Tagar-news.com, kamis 4 November 2021, via telepon.

Ia menambahkan, terkait dengan Yayasan Baitul makmur tidak aktif lagi hingga 2001, itu tidak benar karena pada tahun 2013 masih aktif saat penyerahan aset MRBM ke Pemerintah Kota kotamobagu.

Belum lagi soal tahun berdirinya sekolah MIS, MIS baitul makmur berdiri pada tahun 1998 bukan 1999 sebagaimana yang disampaikan Halil Domu.

“Jadi apa yang disampaikan Halil itu seperti menghayal di siang bolong,” ucap Syahrial.

 

HEL