Sulteng

Tiga Tahun Bencana Gempa Bumi dan Likuifaksi dan Harapan Korban Bisa Tempati Hunian Layak

PALU, TAGAR-NEWS.COM – Genap tiga tahun sudah pasca bencana gempa bumi dan likuifaksi di sulawesi tengah, masih menyisakan duka bagi korban.

Peristiwa yang terjadi pada 28 September 2018 tersebut hingga kini masih terus diingat bagaimana kedasyatan bencana berakibat pada banyaknya korban yang kehilangan sanak keluarga maupun harta benda.

Kondisi kelurahan petobo pasca bencana gempa dan likuifaksi 3 tahun lalu (foto: Mawan)

Hingga kini masih banyak dari korban gempa dan likuifaksi kondisinya masih sangat memprihatinkan, dimana banyak dari mereka (korban) masih tinggal di Hunian sementara (Huntara).

Tak hanya itu saja bantuan stimulan yang diharapkan dapat membantu meringankan beban tak sesuai harapan disebabkan tidak meratanya bantuan diberikan.

Padahal melihat dari banyaknya anggaran bantuan bencana yang masuk, namun tetap menyisakan masalah masyarakatnya yang menjadi korban masih belum mendapatkan tempat tinggal yang layak

Seperti yang dikeluhkan salah satu warga Petobo, bernama Isman ketika diwawancarai Tagar-news.com, Senin 27 September 2021, mengaku sampai saat ini dia dan keluarga masih menempati huntara Petobo.

“Mengenang kisah saat sebelum terjadinya gempa bumi dan likuifaksi, Petobo merupakan tempat kelahiran saya yang begitu aman dan nyaman dan itu menjadi kenangan terindah bagi kami,” kenangnya

Isman mengenang tepat pada jumat 28 september 2018 pukul 18.00 wita, kampung kami (petobo) luluhlanta di hantam likuifaksi hilang di telan bumi, banyak sanak keluarga yang menjadi korban ada yang meninggal dan luka-luka, bahkan hilang.

“Saya mewakili seluruh warga petobo memohon kepada pemerintah kota palu dan provinsi memohon kiranya wali kota dan gubernur yang baru untuk memperhatikan kami yang mashi tinggal di hutara kiranya kami bisa diberikan tempat yang layak (hunian tetap),” harapnya

 

 

WAN