Sulteng

Dr Delis: Tiga Tantangan Pemimpin Kristen di Era Industrialisasi

MORUT, TAGAR-NEWS.COM – Bupati Morowali Utara Dr dr Delis Julkarson Hehi menyebut ada tiga tantangan besar para pemimpin Kristen pada era industrialisasi yang sedang melanda dunia, termasuk di Morowali Utara.

Ketiga tantangan itu adalah tuntutan peningkatan kapasitas diri, ujian integritas dan sekularisme, katanya dalam kuliah umum di Sekolah Tinggi Theologi Gereja Kristen Sulawesi Tengah (STT GKST) di Tentena, Senin 23 Agustus 2021

Delis menyebut, pemimpin Kristen yang di maksudkan tidak hanya pemimpin gereja, dan lembaga-lembaga atau organisasi-organisasi gerejawi, tetapi juga semua pemimpin di semua tingkatan dan jenis lapagan pekerjaan/profesi yang dipercayakan kepada warga Kristen.

Delis menjelaskan, tuntutan peningkatan kapasitas ini merupakan tantangan yang terbesar, karena masyarakat dewasa ini bisa mengakses informasi dengan cepat dari mana saja karena pesatnya perkembangan teknologi informasi.

Semua masyarakat, katanya, kini bebas dan cepat mengkases informasi di media sosial atau google yang belum tentu kebenarannya.

“Sebagai pemimpin Kristen, harus bisa menjadi pembelajar seumur hidup karena perubahan dunia yang begitu cepat akses informasi yang mudah. Jangan sampai jemaat kita jauh lebih pintar karena pendeta, gembala atau pemimpin malas untuk mengembangkan diri,” kata dokter lulusan Univeristas Hasanuddin Makassar itu.

Tantangan kedua adalah soal integritas. Ujian integritas. Bagaimana bagaimana pemimpin mempraktikan prinsip-prinsip Alkitabiah dalam praktik pelayanan dan kepemimpinan, seperti mengatakan ya di atas yang ya dan tidak di atas yang tidak.

Menurut suami Febriyanthi Hongkiriwang ini, pemimpin Kristen sering diperhadapkan dengan godaan materialisme. Akibat mudahnya mengakses informasi, kita bisa menyaksikan keberhasilan-keberhasil orang lain secara material. Ini bisa menjadi godaan tersendiri, kata ayah dua putri dan satu putra itu.

Sedangkan tantangan ketiga pemimpin Kristen dewasa ini, kata mantan anggota DPD RI itu, adalah sekularisme. Sekularismen yang dimaksud adalah pandangan bahwa kehidupan orang tidak didasarkan pada ajaran agama.

“Hari ini saya menyaksikan kenyataan yang hampir sama terjadi di seluruh belahan dunia yang nyaris ditinggalkan orang/jemaat. Saya pernah beroibadah di beberapa gereja di Eropa, yang hadir hampir semuanya para lanjut usia,” kata Delis yang juga aktif dalam pelayanan gerejawi itu.

Menurut dia, masyarakat era industri dewasa ini mulai meninggalkan agama. Agama hanya dijadikan identitas semata yang melekat di kartu identitas, tetapi sehari-hari tidak meyakini dan menjalankan lagi prinsip-prinsip Kitab Suci masing-masing.

Tampil sebagai penanggap terhadap kuliah umum Dr Delis Julkarson Hehi di hadapan ratusan mahasiswa Teologi itu adalah Pdt Jetroson Rense, M.Th selaku Ketua Umum Sinode GKST dan Pdt Dr Asyer Tandapai, salah seorang dosen STT GKST Tentena.

 

*