Sulut

Pelatihan Kader Pemberdayaan Masyarakat

BOLMONG, TAGAR-NEWS.COM – Sekretaris Daerah (Sekda) Kabupaten Bolaang Mongondow (Bolmong) Tahlis Galang SIP MM, membuka pelatihan kader pemberdayaan tingkat kabupaten tahun 2021.

Kegiatan dilaksanakan di Hotel Sutan Raja, Kotamobagu, Jum’at 07 Juli 2021.

Pada kesempatan itu, Sekda Tahlis memberikan apresiasi atas terselenggaranya kegiatan pelatihan ini.

“Kegiatan ini sangat penting, karena berhubungan langsung dengan masa depan generasi muda Bolaang Mongondow,” ucap Sekda.

“Karena memang saat ini, yang menjadi fokus pemerintah ada dua, selain pengendalian Covid-19, yang kedua adalah pencegahan dan pemulihan Stunting,” sebutnya

Selain itu, Sekda menyebutkan, Bolaang Mongondow menjadi daerah yang ditetapkan menjadi fokus untuk penanganan Stunting.

“Ini di tetapkan sejak beberapa tahun lalu, kalau sampai tahun ini, yang di evaluasi di Sulawesi Utara hanya ada empat daerah yaitu Bolaang Mongondow, Bolaang Mongondow Utara, Bolaang Mongondow Selatan dan Minahasa Utara. Kenapa baru empat kabupaten, karena dari aspek jumlah kasus Stunting di empat kabupaten ini menonjol, termasuk di kabupaten Bolaang Mongondow,” jelasnya.

Tahun lalu kasus Stunting di Bolmong menyentuh angka 172 kasus, masuk kategori tinggi, tetapi dengan perlakuan yang begitu serius dan perhatian dari instansi terkait, sampai sekarang kita berhasil turunkan mencapai 80 dipulihkan dari Stunting.

“Bapak dan ibu nanti diperkenalkan dengan alat ukur, dalam proses pelatihan ini, bagaimana mengkategorikan, menyatakan si anak Stunting atau tidak, mulai dari berat tubuh nya, sampai dengan ukuran tinggi badannya. Ini sangat penting sekali karena terkait dengan masa depan anak itu sendiri,” sambung Sekda

Tidak hanya itu, yang dilematis adalah yang kita alami kabupaten Bolaang Mongondow dikenal sebagai daerah yang punya kekayaan potensi sumberdaya alam. Daerah yang sangat subur, lahan pertanian nya banyak, bercocok tanam apa saja bisa tumbuh, airnya bersih dan mengalir dengan baik, produksi di sektor perikanan dan kelautan tinggi, tetapi kenapa masih ada kasus Stunting.

“Ternyata selain faktor ekonomi yang mempengaruhi, ada banyak faktor yang lain, ada yang Stunting karena pendapatan keluarga yang sangat terbatas, namun ada justru tingkat ekonomi dan pendapatan bagus, tapi pertumbuhan anaknya tidak baik. Ini yang disebut ada faktor lainnya antara lain adalah tanggung jawab orang tua, serta budaya masyarakat setempat,” kata Sekda.

“Orang tua, tidak memperhatikan lagi asupan gizi makanan yang ada, padahal yang menjadi fokus perhatian kita adalah asupan gizi sejak hari pertama kelahiran sampai 1000 hari kelahiran. Kalau kita tidak memperhatikan sejak usia itu, maka jangan harap anak kita akan tumbuh sempurna,” tambah sekda.

Sekda berharap kepada seluruh kader seusai pelatihan, untuk menjadi ujung tombak, menerobos, melihat, memantau kegiatan pembinaan anak-anak di Desa masing-masing.

“Selesai dari pelatihan ini, kami sangat mengharapkan keaktifan langsung dari seluruh peserta pelatihan di manapun berada,” pungkasnya.

 

(DIX)